STASIUN
PENERIMAAN BAHAN BAKU
- Jembatan Timbang
Brutto - Tarra = Netto.
Dimana : Brutto = Berat Barang dengan truk.
Dimana : Brutto = Berat Barang dengan truk.
Tarra = Berat truk kosong.
Netto = Berat bersih Barang.
Netto = Berat bersih Barang.
Dalam
pengoperasiannya ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan :
- Dipastikan posisi kendaraan yang ditimbang berada ditengah – tengah timbangan.
- Dipastikan pula mesin truk dimatikan pada saat penimbangan karena getaran mesin dapat mempengaruhi hasil penimbangan dan supir harus turun.
Setiap truk
TBS dan CPO yang masuk ke PKS mengalami 2 kali penimbangan, yaitu ketika truk
masuk ke pabrik, juga menimbang ketika truk keluar pabrik. Jembatan timbang
pada dasarnya terdiri dari plat-plat dan load cell yang berfungsi sebagai
sensor beban. Sensor beban kemudian akan membaca dan mengirim data ke monitor
lewat wiring dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka digital di monitor
timbangan.
- Proses Penerimaan Buah
Setelah
Proses penimbangan TBS kemudian dibongkar di lantai Afron / Feron untukdi
lakukan sortasi, lalu buah di dorong dengan loder menuju Fruit
Fresh Bunch Elevator. lantai Afron / Feron berfungsi juga
untukpenampungan sementara TBS sebelum di olah atau tempat buah restan
diinapkan. Untuk menjamin kontinuitas pengolahan pada lantai sortasi
menggunakan system First In Frist Out (FIFO).
- Proses Pemeriksaan Kualitas (Sortasi)
Proses ini
dilakukan untuk mengetahui kualitas TBS yang diterima dengan cara pemilihan
satu persatu TBS.
Fungsi dari sortasi
adalah :
- Sebagai alat control untuk mengetahui tingkat kematangan buah sesuai dengan standart kematangan buah.
- Membantu tercapainya rendemen pabrik dengan melihat mutu buah yang masuk ke pabrik dan bagai mana system perebusan yang akan dilakukan, Mengendalikan buah yang diluar kriteria.
KRITERIA
|
JLH BUAH
YG MEMBERONDOL
|
KOMPOSISI
|
Buah
Mentah (A)
|
0
|
Maks. 1.0
%
|
Buah
Normal (N)
|
5-10
|
Min. 92%
|
Buah Busuk
(E)
|
≥ 10
|
Maks. 1,0%
|
Kurang
Bernas (KB)
|
≥ 10
|
Maks. 1,0%
|
Brondolan
|
-
|
Min. 5,0%
|
Untuk TBS
yang dibeli dari pihak ketiga proses sortasi dilakukan dengan lebih
cermat dimana TBS yang tidak sesuai dengan kriteria mutu dan ≤ 7 Kg, Buah
mentah, tandan kosong, buah busuk dan buah sakit dimasukkan kembali ke truk
untuk ditimbang sebagai tarra. Kriteria matang panen sangat menentukan didalam
pencapaian rendemen minyak dan rendemen inti. Hasil Sortasi panen
digunakan untuk menghitung rendemen distribusi tiap – tiap afdeling pemasok dan
membuat Material Balance / analisa tandan untuk setiap tahun tanam dan
setiap afdeling kebun.
- Elevator Fruit Fresh Bunch (FFB)
Elevator
Fruit Fresh Bunch (FFB)
berguna untuk mengangkat TBS dari lantai Afron / Feron ke bejana rebusan
(Sterilizer). Jumlah Elevator terpasang yang digunakan
ditempat saya melakukan praktikum kerja lapangan ada 3 (tiga) unit. Satu unit Elevator
Fruit Fresh Bunch (FFB) melayani pengisian tiga bejana rebusan (Sterilizer
).
STASIUN
PEREBUSAN
- Sterilizer
Sterilizer berbentuk Vertikal ini adalah
bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS dengan uap (Steam).
Steam yang digunakan adalah Saturated Steam dengan tekanan 1,8 – 2,0
kg/cm2 dan suhu 110 – 120 0C yang diinjeksi dari Boiler.
Bejana ini dilengkapi dengan alat ukur tekanan, pipa uap masuk/inlet,
pipa condensat. System perebusan menggunakan system Tiga puncak (Triple Peak).
Adapun
tujuan dari proses perebusan ( Sterilizer ) yaitu :
- Untuk membantu melepaskan butir-butir buah dari tandannya.
- Untuk menurunkan kadar kandungan air dalam buah.
- Untuk mengurangi peningkatan FFA karena perebusan dapat menonaktifkan enzim-enzim lipase penyebab hidrolisa minyak.
- Mengumpulkan zat putih telur ( protein ) dalam buah agar pemurnian minyak mudah dilakukan Untuk mengkoagulasi unsur-unsur putih telur.
- Untuk melunakkan daging buah, ersiapan proses pengempaan dengan melunakkan buah dan melepaskan mesokarp dari nut.
- Untuk mempersiapkan dalam proses pengolahan biji dengan membantu melepaskan kernel dari cangkang dan membantu cangkang agar mudah pecah.
- Untuk suplai bagi ketersediaan buah terebus (cooking fruit bunch = CFB).
CFB (Cooking
Fruit Bunch) atau
ketersediaan buah terebus yang menjadi kapasitas stasiun rebusan (ton/jam) yang
dapat mempengaruhi kapasitas stasiun berikutnya. Dalam
perebusan dikenal tiga sistem, yaitu Single Peak, Double Peak
dan Triple Peak. Yang biasanya digunakan adalah system tiga puncak (Triple
Peak), karena paling sempurna.
Tujuan perebusan 3 puncak adalah :
- Tahap I : Pembuangan udara dan penguapan air dari tandan buah (air Condensat).
- Tahap II : Pembuangan udara dan penguapan air dari tandan buah.
- Tahap III : Pematangan dan pelunakan daging dan membuat kejutan terhadap biji agar terjadi kekoplakan.
Cara ini
dilakukan untuk mendapatkan hasil rebusan buah yang sempurna, mengingat
kerapatan brondolan dalam tandan buah semakin padat atau solid. Untuk
mencapai kematangan perebusan brondolan bagian dalam diperlukan panas yang
cukup. Pembuangan air Condensat dan udara pada puncak I dan II harus
benar-benar sampai habis, karena air dan udara merupakan penghantar panas yang
buruk. . Pada puncak III Perebusan dilaksanakan selama 45 menit, tergantung
pada kondisi buah. Waktu yang digunakan untuk sterilisasi adalah 75-80 menit,
sedangkan waktu untuk satu siklus perebusan 110 – 120 menit.
STEP
|
INLET
|
CONDENSAT
|
WAKTU
|
TOTAL WAKTU
|
A
|
B
|
T
|
7
|
7
|
B
|
T
|
B
|
2
|
9
|
C
|
B
|
T
|
7
|
16
|
D
|
T
|
B
|
2
|
18
|
E
|
B
|
T
|
7
|
25
|
F
|
B
|
T
|
45
|
70
|
G
|
T
|
B
|
2
|
72
|
Tahapan –
tahapan yang biasa dilakukan dalam sterilisasi Triple Peak :
- Kran Inlet Steam dibuka, Condensat ditutup sampai mencapai tekanan 2 kg/cm2.
- Kran Inlet Steam ditutup dan kran Condensat hingga tekanan mencapai 0 kg/cm2.
- Kran Inlet Steam dibuka hingga tekanan 2 kg/cm2 dan kran Condensat ditutup.
- Kran Inlet Steam ditutup dan kran Condensat hingga mencapai tekanan 0 kg/cm2.
- Kran Inlet Steam dibuka hingga mencapai tekanan 2 kg/cm2,Condensat ditutup.
- Tekanan 2 kg/cm2.di pertahankan selama 45 menit.
- Kran Inlet Steam tutup,kran Condensat dibuka.
- Bunch Conveyor
Bunch
Conveyor adalah alat
untuk menghantarkan TBS dari bejana rebusan (sterilize)
menuju proses pemipilan (Striper). Penggunaan Bunch
Conveyor harus kontiniu sesuai dengan kapasitas pabrik sehingga
proses selanjutnya dan tidak menggangu proses.
- STASIUN PENEBAHAN (Stripper)
Stripper berfungsi untuk memisahkan
brondolan dari janjangannya dengan cara mengangkat dengan Kecepatan putar Stripper
dapat menyebabkan janjangan terbawa keatas (carried up) pada ketinggian
tertentu, kemudian janjangan tersebut jatuh (tertebah) karena gaya gravitasi.
Proses ini terjadi secara berulang - ulang di dalam alat penebah Stripper
yang berputar dengan kecepatan ± 23rpm. Brondolan yang terpisah akan keluar
melalui kisi – kisi Stripper yang jarak 50mm dan akan masuk
ke Conveyor Under Theresher brondolan akan menuju ke Fruit
Elevator untuk diolah.
- Dalam pengoprasian alat penebah, hal–hal yang perlu diperhatikan adalah:Sewaktu diputar tandan buah dalam alat penebah harus mencapai ketinggian maksimal sebelum jatuh.
- Pengaturan buah yang masuk kedalam alat penebah disesuaikan dengan kapasitas alat, sehingga tidak tidak terjadi kelebihan kapasitas.
Hal – hal
yang menyebabkan hasil penebahan kurang sempurna :
- Pengatur kecepatan dari Umpan TBR.
- Kemiringan sudut pengarah dan Spike.
- Kebersihan kisi – kisi.
Efektivitas
thresher dapat dilihat dari :
- USF (Unstrip Fruit), yaitu berondolan yang sudah lepas dari Spiklet tetapi tidak mau keluar dari tandan (maks 0,3%).
- Oil Losses pada janjangan kosong (maks 3 %).
- Conveyor Under Stripper
Conveyor ini terletak tepat berada dibawah
drum Stripper. Berfungsi sebagai penampung berondolan rebus yang telah
terpipil oleh Drum Stripper. Conveyor ini juga berfungsi sebagai
alat tranportasi berondolan rebus menuju Bottom Cross Conveyor.
- Botom Cross Conveyor
Conveyor ini tepat berada di ujung Conveyor
Under Stripper. Berfungsi sebagai penghubung antara Conveyor
Under Thresser untuk membawa berondolan rebus dari Conveyor Under
Stripper menuju Fruit Elevator.
- Empty Bunch Conveyor
Tandan kosong
yang telah terpipil akan terdorong keluar dari Drum Thresher dan
akan masuk ke Empty Bunch Conveyor yang tepat berada bawah Drum Stripper.
Lalu tandan kosong akan di bawa ke Empty Bunch Hopper.
- Empty Bunch Hopper
Empty Bunch
Hopper tempat untuk
penampungan sementara sebelum dibawa dan dibagi ke lapangan. Tandan kosong
dapat digunakan sebagai musla (pupuk) di kebun.
STASIUN
PRESS
- Fruit Less Elevator
Brondolan
rebus yang telah di bawa oleh Bottom Cross Conveyor. Selanjutnya akan
menuju Fruit Less Elevator. Alat ini berfungsi sebagai sarana
pembawa brondolan rebus menuju Cross Conveyor To Digester. Alat
ini bergerak vertical dan dilengkapi dengan Bucket-Bucket penampung
sebagai tempat bahan baku yang akan dibawa.
- Cross Conveyor To Digester
Conveyor ini berfungsi sebagai penghubung antara Digester dan Fruit
Elevator.
- Digester
Digester mempunyai poros pemutar yang
dilengkapi dengan parang-parang pengaduk. Proses pengadukan berlangsung akibat
adanya gesekan antara parang dengan brondolan dan adanya tekanan gaya grafitasi
berat dari brondolan dalam bejana sambil dipanaskan dengan Steam. Tujuan
pengadukan adalah melumatkan daging buah dan memisahkan daging buah dengan biji
serta meniriskan minyak dari daging buah, agar mudah diproses dalam pengempaan Jumlah
parang pengaduk dalam satu buah Digester terdiri dari lima pasang parang
pengaduk yang bertingkat dan satu pasang pisau pelempar jadi total parang
adalah enam pasang. Letak parang – parang ini di buat bersilangan antara
pasangan yang satu dengan yang lainya agar daya adukan cukup besar dan
sempurna.
Faktor –
faktor yang mempengaruhi kinerja Digester adalah sebagai berikut :
- Volume buah dalam Digester.
- Temperatur/Steam.
- Kematangan buah yang sudah direbus.
Fungsi Digester
adalah :
- Melumatkan daging buah.
- Memisahkan daging buah dengan biji.
- Mempermudah proses di Press.
Faktor –
faktor yang mempengaruhi kerja Digester antara lain adalah :
- Kondisi pisau pengaduk Digester, jika pendek dan tipis segera digant.
- Digester, minimal berisi ¾ atw 75% dari volume Digester agar pisau bagian atas tertutup oleh brondolan ini dilakukan agar pisau yang atas berfungsi dengan baik.
- Temperatur, dijaga pada suhu 90 – 95 0C untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan air. Temperatur dalam Digester dijaga dengan menginjeksikan Steam ataupun dengan menggunakan Steam Jacket.
- Kematangan buah yang sudah direbus.
- Kecepatan pengadukan, yaitu sebesar 25 Rpm.
- Kondisi plat siku penahan pada dinding Digester.
- Waktu pengadukan 15 – 20 menit.
Pengadukan
yang baik dilaksanakan pada kondisi :
- Digester selalu dalam keadaan penuh.
- Suhu 90 – 95 0C.
- Pengempaan (Screw Press)
Screw Press berfungsi untuk memeras minyak dari
Mesocarp dengan cara dipress. dengan menggunakan tekanan yang dihasilkan
oleh Hydrolic Cone dengan besar tekakan 40-50 ampere. Oleh tekanan Screw
yang ditahan oleh Cone, daging buah diperas sehingga melalui lubang –
lubang Seicher minyak dipisahkan dari serabut dan biji dengan
bantuan Air delusi dengan suhu 90-95 0C ditambahkandengan
komposisi minyak : air : NOS = 40 : 40 : 20. Penambahan air delusi biasanya
15%-20% TBS. Tekanan pada Press harus dijaga agar tidak terjadi lossis
minyak pada ampas press.Apabila tekanan pada Press berkurang maka minyak
tidak akan keluar dengan maximal dan membuat losis minyak pada serat tinggi,
kalau tekanan pada press tinggi maka akan membuat biji menjadi pecah dan inti
pecah sehingga loses pada biji meningkat.
Minyak kasar
yang diperoleh dialirkan ke stasiun Klarifikasi, sedangkan ampas press
diteruskan ke Cake Breaker Conveyor. Operasional Screw Press
menyesuaikan Digester.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kenerja press :
- Kondisi worm Screw Press.
- Tekanan dan kualitas Mutu buah (Perebusan).
- Tekanan Cone.
- Air delusi, yang berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan minyak. Jika air delusi terlalu sedikit, minyak yang dihasilkan lebih murni, tetapi lossis minyak tinggi. Temperatur air delusi harus dijaga 95 0C. Penambahan.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan :
- Ampas kempa (Press Cake) harus keluar merata disekitar konus.
- Tekanan hidrolik pada akumulator 40 – 50 A.
- Bila Screw Press harus berhenti lama, Screw Press harus dikosongkan.
Norma yang
diizinkan distasiun kempa (press) adalah :
- Oil lossis pada fiber : Maks 4 %.
- Oil lossis pada biji : 0,5 %.
- Oil Gutter
Oil Gutter berfungsi Untuk menampung minyak
kasar dari hasil pengempaan di mesin Press. Sebagai alat untuk
mengalirkan minyak kasar ke sand trap tank.
STASIUN
KLARIFIKASI
- Sand Trap Tank.
Sand Trap
Tank berfungsi
sebagai penangkap pasir. Minyak kasar yang keluar dari Press dialirkan
dengan Oil Gutter menuju Sand Trap Tank. Temperatur pada Sand
Trap Tank harus mencapai 95 0C. Minyak yang masuk ke Sand
Trap Tank 1 akan diendapkan pasirnya lalu Minyak pada bagian atas akan
langsung masuk ke Sand Trap Tank 2 dan pasir akan mengendap ke bawah
untuk di Blowdown, Blowdown dilakukan setiap 4 jam sekali.
Minyak pada bagian atas akan di alirkan ke Vibro Separator.
Faktor –
faktor yang mempengaruhi efektifitas Sand Trap Tank adalah :
- Temperatur.
- Suhu air pengencer.
- Pembuangan pasir secara rutin.
- Vibrating Amcko
Vibrating
Amcko berfungsi
untuk menyaring massa padatan berupa Ampas yang terikut minyak kasar (Crude
Oil) dari serabut – serabut yang dapat mengganggu proses pemisahaan minyak.
Jenis – jenis Vibrating Amcko ada 3, yaitu: Single Deck, Double Deck,
dan Triple Deck. Saat ini ditempat saya melakukan praktikum kerja
lapangan menggunakan Vibrating Amcko jenis Single Deck, ukuran
mesh yang digunakan adalah ukuran mesh 20. Serabut – serabut hasil pemisahan
pada Vibrating Amcko akan di kembalikan lagi ke Bottom Cross Conveyor
untuk di peroses kembali. Getaran Vibrating Amcko dikontrol melalui
penyetelan bandul yang diikat pada electromotor. Getaran yang kurang
menyebabkan pemisahan tidak efektif. Control kebersihan vibro separator harus
dilakukan secara rutin, agar padatan yang terbuang dari hasil penyaringan vibro
tidak menumpuk.
- Crude Oil Tank
Crude Oil
Tank berfungsi
sebagai penurunan kadar NOS pada minyak. NOS akan mengendap pada bagian dasar
tangki. Minyak pada bagian atas akan dipompakan menuju Clarifier Tank.
Bagian dalam dari Crude Oil Tank harus dilengkapi sistem pemanas Steam
Coil dan Steam Injection. Suhu Crude Oil Tank sebaiknya 95 0C.
Blowdown pada tangki ini dilakukan 6 hari sekali.
- Continuous Tank
Continuous
Tank berfungsi
untuk memisahkan minyak, Sludge dan NOS secara gravitasi berdasarkan
perbedaan berat jenis. Berat jenis yang tinggi akan mengendap pada bagian
paling bawah dan berat jenis yang rendah akan berada pada bagian tengah tangki
(Sludge dan NOS) dan minyak yang memiliki berat jenis sangat rendah akan
berada pada bagian atas. Pada Continuous Tank dapat dilakukan penambahan
air agar pada minyak tidak terjadi kejenuhan dengan suhu 90-95oC.
Apabila kejenuhan terjadi maka proses pemisahaan minyak akan sulit terpisah
karena minyak sudah mengental dan menyatu dengan Sludge.Untuk mengetahui
kinerja Continuous Tank , maka indikator yang digunakan adalah kandungan
minyak pada Sludge Underflow maks 8 %. Ketebalan minyak pada Continuous
Tank sebaiknya 30 – 50 cm, baru dilakukan pengutipan minyak melalui Skimmer
dan akan dibawa ke Oil Tank.
Di dalam Continuous
Tank terdapat pengaduk yang bergerak dengan kecepatan 4 Rpm, hal ini
dilakukan agar pa minyak tidak terjadi kejenuhan dan melepaskan partikel minyak
yang terjebak di sludge. Apabila putaran terlalu cepat maka akan membuat Slugde
bercampur dengan minyak. Panas yang harus di jaga dan di pertahankan sekisar
90-95 0C agar proses pemisahaan lancar.
Pada tangki
ini dilakukan analisa laboratorium pada minyak, apabila kadar NOS sudah tinggi
maka dilakukan Blowdown dan dialirkan ke Decantage.
Hal yang
perlu diperhatikan pada CST :
- Air dilusi.
- Kecepatan Stirer (pengaduk).
- Steam yang masuk.
- Drain (blowdown).
- Temperatur.
- Oil Tank
MinyakContinuous
Tankakan mengalir ke Oil Tank. Oil Tank berfungsi sebagai
pengendapan minyak untuk memisahkan minyak dengan kotoran dan Partikel
Sludge. Minyak masuk pertama kali ke Oil Tank no 4 kotoran dan Partikel
Sludge akan mengendap karena adanya gaya grafitasi dan perbedaan berat
jenis, kotoran akan mengendap pada bagian bawah Oil Tank no 4, Sedangkan
minyak pada Oil Tank no 4 akan dipompakan ke Oil Tank no 3
untuk diendapkan dan dimasak selama 90 menit, Minyak dari Oil Tank no 3
akan di pompakan ke Oil Tank no 2, untuk di sirkulasi mengurangi kadar
air. Selama sirkulasi suhu tetap terjaga pada 950C. Setelah selesai
sirkulasi Minyak akan di pompakan ke Oil Blower. Oil Tank no 1 untuk
cadangan. Hasil Blowdown akan dialirkan ke Mono Tank,untuk selanjutna
akan di pompakan ke Continuous Tank.
Faktor –faktor yang mempengaruhi kinerja Oil Tank adalah :
- Temperatur.
- Kondisi Steam Koil.
- Blowdown.
- Oil Blower
Minyak dari Oil
Tank lalu akan di hisap keOil Blower. Oil Blower
berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak . Di dalam Oil Blowerterjadi
perbedaaan tekanan antara udara luar Oil Blower dengan udara dalam.Tekanan
didalam Oil Blower sangat rendah. Pada tekanan yang rendah fluida akan
lebih cepat menguap meskipun belum mencapai titik didihnya. Minyak dan air
memiliki titik didih yang berbeda, minyak memiliki titik didih lebih tinggi
dari air sehingga minyak tidak terikut menguap dengan air.
Pada saat
minyak terhisap ke Oil Blower, minyak akan di Sprey ke Oil
Blower melalui Nozzle sehingga air didalam minyak akan mudah menguap
dan terhisap oleh Blower selanjutnya terdorong keluar ke wadah
penampung air . Oleh,Blower, karena titik didih minyak lebih besar
dari pada air maka minyak tidak menguap dan jatuh ke bawah dihisap oleh Oil
Transfer Pump yang kemudian mengalir ke Daily Tank.
- Oil Transfer Pump
Minyak yang
telah di proses di Oil Blower akan mengalir secara otomatis menuju
talang dan masuk flow tank untuk secara alami menurunkan suhu minyak tersebut
dan selanjutnya minyak akan mengalir menuju bak penampungan sebelum ditransfer
menuju Stock Tank, atau langsung menuju Daily Tank dimana pada
saat proses pemompaan terjadi pendinginan minyak (Oil Coller) untuk
menurunkan suhu minyak sebelum disimpan di tangki timbun (Storage Tank).
- Stock Tank (tangki timbun)
Fungsinya
adalah untuk tempat penyimpanan sementara minyak produksi yang dihasilkan
sebelum dikirim. Faktor – faktor yang harus diperhatikan pada Stock Tank
adalah :
- Kebersihan tangki, StockTank harus dibersihkan secara rutin karena kebersihan tangki mempengaruhi kenaikan kadar FFA dan kotoran.
- Kondisi Steam Coil, kondisinya harus diperiksa rutin, karena kebocoran Steam Coil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO.
- Temperatur (40 – 60 0C).
Ditempat
saya melakukan praktikum kerja lapangan memiliki 1 Stock Tank
dengan kapsitas 700 Ton.
- Daily Tank (tangki transfer)
Fungsinya
adalah untuk tempat penyimpanan sementara minyak produksi dari Stock Tank
Sebelum di transfer ke truk tangki. Kondisinya harus diperiksa rutin, karena
kebocoran atau tersumbatnya steam coil dapat mengakibatkan naiknya kadar
air dan kotoran pada CPO. Temperatur harus tetap terjaga 40 – 60 0C,
karena bila lebih maka akan dapat merusak kualitas dan nilai DOBI akan tinggi
yang berpengaruh terhadap warna dan aroma CPO. Ditempat saya melakukan
praktikum kerja lapangan memiliki 1 Daily Tank dengan kapsitas 50 ton.
PENGOLAHAN
SLUDGE
- Sludge Tank
Sludge Tank berfungsi sebagai tempat menampung Sludge
sementara sebelum diolah di Decanter. Dilakukan pemanasan pada Slugde
agar tidak jenuh pada suhu 80 - 950C. Terjadi proses pengendapan
pada bagian bawah Sludge Tank yaitu Sludge dan NOS. Dari
dasar tangki di pompakan ke Balance Tank untuk umpan Decanter.
Lalu akan di lakukan Blowdown apa bila endapan NOS pada dasar Sludge
Tank telah sangat kental. Sludge hasil pengendapan akan dipompakan
ke Balance Tank.
- Balance Tank
Balance Tank Berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara Sludge sebelum di olah Decanter.Balance Tank juga
berfungsi untuk penyeimbang laju aliran fluida Sludge yang masuk menjadi
umpan Decanter agar konstan dan kontiniu. Karena bila terjadi masalah
pada fluida Sludge Umpan Decanter otomatis akan mempengaruhi
kapasitas yang tercapai oleh Decanter.
- Decanter
Sludge phase
yaitu cairan lumpur dari continuous tank yang masih mengandung minyak maksimum
8% dan diolah lebih lanjut oleh decanter. Alat ini memisahkan fraksi minyak
(Crude Oil) , fraksi cair (Water Phase) , dan fraksi padat (Solid). Prinsip
kerja alat ini adalah memisahkan ketiga fraksi dengan putaran (± 3500 Rpm ) dan
karena berat jenis yang berbeda. Keberhasilan dalam pengoperasian decanter
dipengaruhi oleh :
- Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio diantara minyak, air, dan lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah alat tersebut.
- Fungsi alat decanter tersebut.
- Perimbangan kapasitas alat dengan jumlah alat yang diolah.
- Solid Conveyor & Solid Hopper
Solid
Conveyor berfungsi
untuk sebagai alat pemindah Solid hasil pemisahan dari Decanter
untuk di bawa ke Solid Hopper sebagai tepat penampungan sementara Solid
sebelum di angkut ke lapangan sebagi pupuk oleh trailer.
- Water Phase Tank
Water Phase
Tank Adalah
tangki sebagai tempat penampungan Water Phase hasil dari Pemisahan Decanter
yang masih mengandung minya. Water Phase hasil Dari Decanter akan
di olah kemudian akan dilakukan proses pengutipan minyak oleh Sludge Separator.
- Sludge Separator (high speed)
Water Phase akan di umpankan untuk umpan Sludge
Separator. Sludge Separator adalah alat untuk mengutip minyak yang
masih terkandung di dalam Water Phase dengan cara Centrifugasi
dengan diputar 4200 Rpm, dimana minyak,air dan NOS dengan berat jenis
yang lebih tinggi akan terlempar keluar dari poros dan minyak yang berat jenis
lebih rendah akan masuk ke bagian dalam poros. Kapasitas Sludge Separator
ditentukan oleh ukuran Nozzle yang digunakan (1.45, 1.6, 1.8 dan 2.0
mm).
Ukuran Nozzle
dipakai sekecil mungkin untuk meminimumkan kehilangan minyak pada Drab
buang Sludge Separator. Pengoperasian Sludge Separator dengan
cara membuka kran air penuh dan mengatur kran umpan Sludge Separator
dikontrol melalui sudut Flap pada Sight Glass air membentuk 150.
Proses pemisahan Sludge ditentukan dengan adanya Balance Water
dan minyak keluar melalui Paring Disc. Minyak akan keluar dan langsung
dipompakan keMono Tank. Sedangkan NOS akan dipompakan ke Decanteg
Tank.
- Mono Tank
Minyak hasil
pemisahanDecanter,Sludge Separator, dan hasil pengutipandari Fat -
Pit langsung mengalir keMono Tank. Minyak yang di tampung oleh
Mono Tank akan dikembalikan ke Continuous Tank untuk di olah
kembali. Pada Mono Tank ini juga terjadi proses pengendapan
kotoran dan Sludge yang masih terikut dalam minyak yang kemudian
akan dibuang ke parit menuju Fat Pit.
- Decantage Tank
Decantage
Tank Berfungsi
sebagai tempat penampungan air condensat rebusan yang akan digunakan sebagai
Air Delusi pada Stasiun Press. Decantage Tank juga menampung
blowdown dari Countinuous Tank, Sludge Tank, dan Water phase Tankdan
lumpur dari Sludge Sparator untuk kembali dilakukan pengendapan untuk
memisahkan minyak dan mengutipnya kembali dan dialirkan ke Continious tank,
sementara sisanyadi alirkan ke Fat Pit.
- Fat Pit
Fat Pit berfungsi sebagai tempat
penampungan hasil pemisahan dari Decantage Tank dan aliran dari Parit
stasiun Klarifikasi. Fat Pit terdiri dari 4 bak dan dilengkapi
dengan sekat sekat, gunanya sekat untuk mengutip sisa – sisa minyak yang
mungkin masi ada, dan mengendapkan kotoran. Minyak yang terkutip akan
dipompakan ke Decantage Tank.
STASIUN
PENGOLAHAN BIJI
- Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas kempa (
cake ) dari stasiun Press akan langsung jatuh ke Cake Breaker Conveyor
untuk di bawa ke Depericarper. Cake Breaker Conveyor ini
berfungsi untuk membawa Cake yang masih mengandung Fiber dan Nutke
Depericarper serta memecahkan gumpalan Cake dari pressan agar
mempermudah didalam pemisahan antara Fiber dan Nut. Fiber akan
terhisap oleh Separating Coloum untuk selanjutnya di bawa ke Fiber
Cyclone sebangai bahan bakar Boiler.Sedangkan Nut akan jatuh
menuju Depericarperuntuk selanjutnya akan di bersihkan serabut- serabut
halus yang masih menempel pada bagian luar Nut yang dapat meredam lemparan dari
Ripple Mill dan Nut Creaker sebagai alat pemecah.
- Separating Coloum
Fiber yang telah dipisahkan dengan Nut akan
dibawa Cake breaker conveyor menujuSparating Coloum.Alat
ini berfungsi untuk menghisap Fibre. Pemisahaan dilakukan
dengan hisapan dari Fibre Cyclone dengan pengaturan dari Air Lock.
Penghisapan dilakukan dengan prinsip perbedaan berat jenis dimana berat jenis
paling ringan Fibre akan terhisap ke Fibre Cyclone, Serabut yang
terhisap langsung dibawa menuju Air Lock. Lalu Fiber akan di bawa oleh
conveyor untuk menjadibahan bakar Boiler, dan Nut berat jenis
yang berat akan jatuh ke bawah dan akan langsung masuk ke Depericarper.
- Depericarper
Depericarper
berfungsi
untuk membersihkan Nut dari kotoran dan Fiber yang masih
melekat pada Nut. Putaran Depericarper 15 Rpm. Di dalamDepericarper
terdapat sudu-sudu yang digunakan untuk membawa Nut berjalan ke
ujung dari Depericarper yang terdapat lubang-lubang sebagai tempat
masuknya Nut yang sudah dipisahkan dengan kotoran dan Fiber.
- Wet Nut Elevator
Nut yang telah di proses di Depericarper
akan jatuh menuju di bawa menuju Wet Nut Elevatordan Wet Nut Elevatorakan
membawa Nut menuju Nut Silo.
- Wet Nut Conveyor
Wet Nut
Conveyor ini tepat
berada di ujung Wet Nut Elevator. Berfungsi sebagai penghubung
antara Nut Silo No 1 dan Nut Silo No 2.
- Nut Silo
Nut yang di
bawa oleh Wet Nut Conveyor Membagi Nut menuju Nut
silo No1 dan No 2. Alat ini berfungsi sebagai tempat Nut Pemanasan
Nut agar cangkang dan inti berpisah (koplak) yang dapat memaksimalkan kerja
Ripple mill dan Nut Creaker. Ditempat saya melakukan praktikum kerja lapangan
memiliki 2 Nut silo yang berkapasits masing –masing 30 Ton.
- Nut Dry Conveyor
Nut Dry
Conveyor ini tepat
berada dibwah Nut Silo No 1 dan Nut Silo No 2Berfungsi sebagai alat
mengakut Nut kering hasil Pemanasan di Nut Silo.
- Nut Dry Elevator
Nut Dry
Elevator berfungsi
untuk mengangkat Nut telah di panaskan di Nut Silo menuju Nut
Grading Drum. untuk selanjutnya di klarifikasikan menurut besar dan
kecilnya Nut.
- Nut Grading
Nut Grading berfungsi untuk memisahkan biji
menurut ukuran yang berbeda sebagai umpan Ripple Mill dan Nut Creaker.
Lubang 1 untuk Nut dengan diameter yang kecil, Lubang ke 2
untuk Nut dengan diameter sedang, dua lubang ini untuk umpan Ripple
Mill 1 dan 2, sedangkan Lubang 3 untuk Nut ber diameter besar atau
Nut dura lubang ini untuk umpan Nut Creaker. Nut Grading
berputar dengan kecepatan 23 rpm. Pemisahaan ini terjadi karena adanya putaran
dan lubang dari drum dengan diameter berbeda.
- Ripple Mill
Nut yang berasal dari Nut Gradingakan
menjadi umpan untuk di hancurkan cangkangnya ( Shell )Di Ripple Mill.
Alat ini berfungsi untuk memecah Nut dengan cara menggiling. Nut
yang masuk Ripple Mill akan di giling oleh Rotor Bar Ripple
Mill dan ditahan dengan Stator Bar Ripple Mill yang memiliki
permukaan yang kasar yang menyebapkan terjadinya pecahya Nut.
Faktor –
faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecahan adalah :
- Jarak atau clearance antara Rotor dengan Stator.
- Rpm.
- Tinggkat kekeringan Nut.
Pengukuran
besarnya jarak harus dilakukan berdasarkan bahan baku yang masuk agar Nut dapat
pecah sempurna.
- Nut Creaker
Alat ini
berfungsi memecahkan biji dengan sistem memparan biji yang berdiameter besar ke
dinding Nut Creaker. Dengan kecepatan tinggi maka biji yang memiliki
diameter yang besar sekalipun akan pecah . Kadar air biji yang rendah akan
lebih mudah dipecah dan menghasilkan inti utuh dan sebaliknya bila kadar air
yang tinggi akan mengakibakan biji akan lebih sulit dipecahkan, dan sering
menghasilkan biji pecah dan inti lekat yang menyebabkan kehilangan Kernel akan
meningkat. Pemecahan biji diatas kapasitas yang sudah ditetapkan akan
menurunkan efisiensi pemecahan biji, yaitu sering ditemukan biji utuh dan inti
lekat dengan persentase yang besar.
- Crack Mixture Conveyor 1 & 2
Crack
Mixture Conveyor adalah yang
membawa campuran antara inti utuh, inti pecah,buji utuh, biji pecah, biji
setengah pecah dan cangkang (Crack Mixture) yang selanjutnya akan di
pisahkan melalui proses selanjutnya.
- LTDS
LTDS
berfungsi untuk menghisap cangkang halus, Aliran udara terjadi karena adanya
hisapan dari blower LTDS. Cyclone yang memisahkan cangkang dengan udara
pembawanya sehingga pecahan cangkang yang terbawa dalam aliran akan terpisah
dengan udara dan jatuh ke bawah menuju air lock dan akhirnya jatuh ke
Horizontal Shell Conveyor menuju stasiun boiler.
Faktor –
faktor yag mempengaruhi kinerja LTDS adalah :
1.
Hisapan (dumper airlock dan fan).
2.
Kebocoran ducting dan kualitas serta kuantitas umpan
masuk.
- Claybath
Claybath adalah alat untuk mengutip kembali
inti yang terikut dengan cangkang dengan system basah yaitu dengan bantuan
media lumpur dari tanah lempung / liat. Inti dan cangkang dari LTDS akan masuk
ke Claybath. Di Claybath terjadi pemisahan akibat adanya
beda berat jenis antara inti dan cangkang dan cairan tanah lempung / liat
(lumpur). Cairan tanah lempung / liat (lumpur) media memisah yang memiliki
berat jenis di antara cangkang dan inti. Berat jenis cairan tanah lempung /
liat (lumpur) dapat di sesuaikan dengan cara menaikan kekentalan larutan atau
menaikkan fiskositas cairan lumpur tersebut. Lumpur dari tanah lempung/liat
yang baik memiliki 1,120 kg/liter.
- Kernel Conveyor
Kernel
Conveyorberfungsi
sebagai alat transfer inti basah dari Claybath menuju Kernel
Elevator.
- Kernel Elevator
Kernel
Elevator adalah alat
angkut yang membawa inti basah dari Kernel Conveyor menuju Kernel
Dryer.
- Kernel Dryer
Kernel Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar
air yang terkandung dalam inti. Penurunan kadar air pada inti bertujuan untuk
menghindari penjamuran pada saat penyimpanan. Temperatur Kernel Dryer 800C.
Ini dilakukan agar pengeringan pada inti sempurna sampai pada dalam intinya.
Kadar air Inti Maks 7 %. Kapsitas Kernel Dryer 10 Ton.
- Pneumatic Blower
Kadar
kotoran (Impurities) yang dikehendaki konsumen pada Inti adalah Maks 5 %. Untuk
itu, PKS ditempat saya melakukan praktikum kerja lapangan menggunakan Pneumatic
Blower untuk mengurangi kadar kotoran dalam Inti. Prinsip kerja alat ini
sama dengan LTDS (pemisah cangkang dan inti dengan sistem kering),
karena perbedaan berat jenis cangkang (kotoran) pada Inti kering akan jatuh
kebawah, sedangkan Inti kering akan terikut oleh hisapan blower menuju Kernel
Bin.
- Kernel Bin
Kernel Bin berfungsi sebagai tempat
penyimpanan inti produksi sebelum dikirim untuk dijual. Kernel Bin sebaiknya
dilengkapi fan agar uap air yang terkandung dalam inti dapat keluar dan tidak
menyebabkan kondisi dalam storage lembab, yang kemudian menyebabkan timbulnya
jamur pada inti.
- Shell Grading
Shell
grading adalah alat
berbentuk tromol untuk memisahkan kernel yang terikudari cangkang sesuai ukuran
diameter inti.
- Horizontal Shell Conveyor Dan Diagonal shell Conveyor
Horizontal
Shell Conveyor dan Diagonal shell Conveyor adalah alat transfer yang membawa shell (
cangkang ) dari LTDS dan Claybath menuju conveyor bahan bakar Boiler.
Salam.
BalasHapusSebelumnya terima kasih, Om. ini bermanfaat sekali artikelnya. namun ada satu pertanyaan yang saya mau ajukan disini, dan semoga pertanyaan saya ini segera mendapat respon yang baik dan memuaskan. :D
Saya mau tanya apakah Stripper sama dengan Thresher? soalnya saya gak menemukan Stripper pada gambar flow process palm oil millnya.
Sekali lagi Terima Kasih banyak, Om.